" PUNK: People United Not Kingdom " via jana-x84x.deviantart.com |
Jika
kita mendengar kata Underground, yang pertama muncul di kepala kita adalah
tentang musik, kekerasan, dunia gelap yang bersisat negatif. Itulah stigma yang
muncul di mayoritas masyarakat di Indonesia, bayangan mereka tentang Underground
selalu saja Negatif. Padahal kalau ditelisik dari sejarah kemerdekaan
Indonesia, Budaya Underground atau Bawah tanah sangat berpengaruh besar dalam
memerdekakan bangsa ini.
Pergerakan-pergerakan bawah tanah yang muncul yang dan dipelopori oleh pemimpin-pemimpin nasionalis kita adalah bentuk penolakan bekerja sama dengan kaum penjajah saat itu yaitu Belanda. Dan budaya inilah yang membentuk cita cita perjuangan dan menggalang solidaritas antar pemuda di Indonesia. Mereka membentuk kelompok kelompok kedaerahan yang saling berkomunikasi dan bekerjasama yang dipelopori oleh Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin.[1]
Pergerakan-pergerakan bawah tanah yang muncul yang dan dipelopori oleh pemimpin-pemimpin nasionalis kita adalah bentuk penolakan bekerja sama dengan kaum penjajah saat itu yaitu Belanda. Dan budaya inilah yang membentuk cita cita perjuangan dan menggalang solidaritas antar pemuda di Indonesia. Mereka membentuk kelompok kelompok kedaerahan yang saling berkomunikasi dan bekerjasama yang dipelopori oleh Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin.[1]
Dari
penjelasan Underground diatas dapat kita artikan bahwa budaya underground itu adalah
budaya penolakan atas rasa ketidaknyamanan dengan keadaan lingkungan sekitar. Seiring
berjalannya waktu, perkembangan budaya underground mulai merambah ke dunia
musik. Khususnya musik punk. Belum ada sumber yang jelas mengenai kapan awal
musik punk masuk ke Indonesia. Yang jelas, semenjak tahun 1970-an musik punk
sudah mulai menyebar ke seluruh dunia. Perkembangan musik punk dilandasi oleh
perkembangan subkultur yang terjadi karena adanya pergerakan-pergerakan sosoal
politik.[2]
Punk dan Gaya Rambut Mohawk
Kita
tau sendiri bahwa gaya rambut Mohawk adalah gaya rambut yang cukup nyentrik
dimata masyarakat Indonesia. Gaya rambut ini pada umumnya memotong rambut
bagian sisi kiri dan kanan dan menyisakan bagian tengahnya. Mirip sekali dengan
rambut kuda. Sejarahnya, gaya potongan rambut Mohawk banyak di temukan pada
penduduk di lembah Mohawk di bagian utara kota New York Amerika Utara.
Sebelumnya juga pernah ditemukan model rambut Mohawk di yunani yang
menggambarkan Scytian (seorang pejuang olahraga) pada masa 600 tahun SM. Akan
tetapi gaya rambut Mohawk lebih populer cenderung berasal dari Amerika. Di
Indonesia sendiri band punk pertama adalah Antiseptic pada tahun 1992.
Munculnya
band punk di Indonesia didasari atas perkumpulan minoritas diatas mayoritas di
Indonesia. Kelompok minoritas ini berkembang menjadi kelompok minoritas yang
memiliki Ideologi sendiri dan pemahaman tentang pribadinya yang lengkap dengan
segala pengertian untuk setiap tindakan dan gaya hidupnya tersebut.
Ideologi DIY (Do It Yourself)
Yang
unik dari budaya punk ini adalah mereka mempunyai ideologi sendiri tentang
pandangan hidup mereka. Do it Yourself, ideologi
ini menekankan pada antikonsumerism, yaitu
penolakan terhadap budaya hedonisme dan penolakan terhadap budaya yang serba
instan. Dalam perkembangannya sebenarnya budaya punk ini juga menolak adanya
kapitalisme. Mereka lebih mengedepankan sifat minimalis dengan mendayagunakan
kreatifitas mereka secara kolektif. Dalam pendayagunaan kreatifitas ini, mereka
para Punkers memanfaatkan faslitas minimalis yang ada dalam konser musik
mereka. Contohnya mereka menggelar konser musik di gedung yang sudah tidak
terpakai dan di lorong lorong bawah tanah bekas pembangunan rel kereta api.
Filosofi Do It Yourself ini adalah
tentang eksistensi mereka dengan memisahkan diri dari budaya Mainstream.
Indielabel
Budaya
Musik Punk ini terkesan memisahkan diri dengan lingkungan mayoritas sekitar.
Dengan begitu budaya ini lebih bersifat Mandiri yaitu berdiri sendiri dalam
label rekaman musiknya, Indielabel. Dengan mereka memisahkan diri dengan label
mayor bukan karena sifat arogansi mereka, bukan, akan tetapi ini adalah usaha
preventif mereka dalam pengeksploitasian group band oleh pemegang dana untuk
mendapat keuntungan yang berlebih dari mereka.
Distro
Distro
muncul di komunitas ini adalah sebagai media mereka untuk mengumpulkan dana.
Sistemnya mirim seperti Koperasi. Jadi mereka menjual aksesoris, pakaian dan
segala macam produk kreatif mereka yang dipasarkan kepada anggota kolektif
lainnya. Nanti keuntungannya akan dibagi rata berdasarkan kontribusi yang telah
mereka berikan. Akan tetapi, dalam realitanya kini, Distro sudah berubah
menjadi bisnis yang menjanjikan bagi mereka yang memiliki modal lebih dan
keuntungannya pun sudah menjadi keuntungan untuk perorangan, tidak ada
kolektifitas lagi.
Dewasa
inipun para Punkers di Indonesia juga sudah bergeser dari Ideologi mereka. Pada
realita sekarang ini mereka lebih memilih jalan yang instan contohnya seperti
para Punk yang menjadi Pengamen dalam mengumpulkan dana untuk kebutuhan sehari
harinya. Keadaan ini memang normal dan tidak bisa disalahkan, karena filosofi
dari kehidupan adalah perubahan itu sendiri.
Akhirnya,
Inilah Salah satu Budaya yang berkembang di Indonesia yang harus kita ‘Amini’
keberadaannya. Meski sebagian orang memandang negatif tentang budaya ini,
tetapi kita sebagai pemuda jangan memandang segala sesuatu dari satu sudut
pandang saja. Kita harus menyelam kedasar laut untuk mengetahui kedalamannya,
itulah kata penutup untuk tulisan ini. Jangan menganggap sebelah mata segala
kebudayaan yang ada di Indonesia. Termasuk Budaya Punk!
"Aku lebih baik dibenci sebagai diriku sebenarnya, daripada jadi munafik untuk disukai orang.” (Kurt Cobain)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar