"Seberapa dalam Pemikiranmu?" via http://www.wallconvert.com/ |
Masih
hangat dalam perbincangan beberapa hari yang lalu tentang semangat pemuda dalam
mendeklarasikan dirinya kedalam satu nation,
Sumpah Pemuda. Dalam sejarah bangsa, Sumpah Pemuda adalah sejarah paling
monumental yang ditorehkan oleh pemuda Indonesia, yang kedua adalah peristiwa
Rengasdengklok. Akan tetapi, 87 tahun telah berlalu. Bagaimana kondisi pemuda
saat ini, apakah masih menyala bara semangatnya atau malah semakin terpuruk
karena menjadi korban semangat perubahan zaman.
Pemuda adalah Korban.
Perannya
dalam kenegaraan, pemuda adalah generasi penerus yang diharap-harapkan bisa
meneruskan kepemimpinan dengan lebih baik. Dengan semangat agen perubuhannya
diharapkan pemuda bisa memberikan inovasi-inovasi yang solutif terhadap masalah
kenegaraan yang semakin kompleks. Jika ditelisik lebih mendalam tentang
pemikiran pemuda masa kini, mungkin masih jauh dari apa yang diharap-harapkan
seperti yang telah dijelaskan diatas. Pemuda masa kini kehilangan
Subjektifitasnya sebagai seorang pemuda. Entah karena sistem pendidikan dikte
yang diterapkan oleh pemerintah saat ini atau memang tergerus oleh semangat
perubahan zaman.
Pemuda
saat ini mudah sekali ditundukkan oleh sistem yang dibuat oleh siapapun. Kebanyakan
pemuda saat ini dijadikan objek yang mudah dikendalikan oleh siapapun yang bisa
menjadi dominasi dalam tren yang berkembang dimasyarakat. Dan media juga ikut
andil besar dalam membentuk karakter seorang pemuda. Masih banyak konten-konten
yang kurang penting yang disuguhkan secara masal dan menjadi sebuah tren
kebudayaan yang populer di masyarakat. Dan pemuda ikut larut didalamnya tanpa
adanya sebuah pendirian yang kuat untuk menolak mentah-mentah apa yang tidak
layak untuk dikonsumsi.
Kepercayaan
diri yang tinggi dengan kesadaran palsu yang dialami oleh diri seorang pemuda
akan menambah runyamnya permasalahan pemuda saat ini. Memang sebagian pemuda
sudah merasa berada dizona yang aman dan nyaman ketika kebutuhan akan gaya
hidup yang Kekinian terpenuhi. Gengsi yang menjadi tolak ukur mereka dalam
bereksistensi dengan dunia luar. Tanpa memikirkan penting atau tidaknya akan
kebutuhan suatu materi yg harus terpenuhi.
Pemikiran-pemikiran
kritis yang seharusnya menjadi pisau bedah untuk menganalisa sebuah
perkembangan zaman jarang sekali pemuda yang memilikinya. Rendahnya minat
belajar terhadap ideologi akan berdampak besar terhadap minat pemuda yang
menyangkut hal-hal kenegaraan. Rendahnya kontrol dari pemerintah tentang
masalah kepemudaan yang berkembang akan menambah keterpurukannya kondisi pemuda
saat ini. Pemuda tidak bisa disalahkan, malah, pemuda menjadi korban dari
kepentingan-pentingan beberapa golongan yang memanfaatkan semangat dari diri
seorang pemuda.
Perlu lahirnya Pemuda Pelopor
Dalam
berbagai kesempatan memang perlu adanya seorang pemimpin yang lahir untuk
menyadarkan kesadaran palsu yang dialami oleh mayoritas orang. Dengan belajar
sejarah setidaknya kita tau apa yang harus kita lakukan jika kita menemukan
suatu kendala atau masalah. Hadirnya pemuda pelopor yang didukung oleh beberapa
kalangan sekiranya bisa menjadi titik terang tentang arah kepemudaan di negara
kita. Setiap pemuda harus menemukan kesadarannya masing-masing akan perannya
dalam kehidupan bernegara.
Pemuda
juga harus menemukan sifat subjektifitasnya dengan lebih banyak belajar dari
sebuah masalah yang dihadapinya. Setidaknya mempunyai pendirian yang kuat
dengan berpikiran lebih terbuka terhadap berbagai hal. Lebih selektif terhadap
segala hal yang menyangkut kepemudaan.
Mustahil
memang mewujudkan jiwa pemuda yang sangat kritis, independen dan sadar akan
perannya menjadi seorang pemuda. Berbeda zaman, berbeda pula semangat
kepemudaan yang dibawa. Kalau sedikit menengok kebelakang tentang semangat
pemuda dalam menggelar kongres sumpah pemuda, semangat yang dibawa adalah
semangat persatuan untuk membentuk cita-cita bersama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Bagaimana dengan kondisi saat ini, dengan perkembangan teknologi
informasi dan globalisasi yang seakan membius pemuda untuk ikut larut
didalamnya.
Harus
ada yang mengawali untuk menemukan kembali semangat pemuda. Pemerintah sedikit
banyak telah menawarkan cara bagaimana cara untuk lebih memaknai hari sumpah
pemuda dengan mengeluarkan pedoman pelaksanaan Hari Sumpah pemuda dengan
membawa isu ‘Selamatkan Bumi’.
Pesimisme
yang muncul sebenarnya juga ikut menghalang-halangi lahirnya pemuda pelopor.
Pemuda masih dibingungkan dengan berbagai macam situai dan kondisi negara yang
semakin semrawut. Oleh karena itu perlulah adanya upaya bersama dalam
menentukan arah kepemudaan di Indonesia.
Seharusnya
perlu diadakan kongres tahunan pemuda yang mempunyai agenda-agenda khusus
kepemudaan dan menggelar diskusi akbar dengan peserta dari pemuda diberbagai
daerah. Diskusi tersebut membicarakan tentang solusi-solusiyang dutawarkan
pemuda untuk Indonesia atau sekedar aksi-aksi solidaritas untuk membantu setiap
kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan berbagai masalah kenegaraan yang
kompleks.
Pemerintah
harus mendukung sepenuhnya tentang gagasan-gagasan yang dihasilkan oleh pemuda.
Pemuda harus memiliki wadah yang independen didalam bagian dari negara. Dengan
begitu masalah kepemudaan didaerah bisa langsung terangakat ke pusat dan
meminimalisir konflik atau masalah tersebut tumbuh lagi. Pemerintah hanya
mengawasi dan memberi fasilitas dan kelonggaran berfikir pemuda-pemudanya.
Dan
semoga gagasan-gagasan yang keluar dari pemuda di seluruh Indonesia bisa
menjadi gagasan yang solutif dan Sumpah yang terucap 87 tahun silam tidak
menguap di udara. Benar-benar bertanah air satu tanah air Indonesia, benar-benar
berbangsa satu Bangsa Indonesia, dan benar-benar menjunjung bahasa persatuan
Bahasa Indonesia.
"Dedikasi untukmu" |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar