Selasa, 26 Januari 2016

Menyelami Alam Pemikiran Pemuda Masa Kini

"Seberapa dalam Pemikiranmu?" via http://www.wallconvert.com/

Masih hangat dalam perbincangan beberapa hari yang lalu tentang semangat pemuda dalam mendeklarasikan dirinya kedalam satu nation, Sumpah Pemuda. Dalam sejarah bangsa, Sumpah Pemuda adalah sejarah paling monumental yang ditorehkan oleh pemuda Indonesia, yang kedua adalah peristiwa Rengasdengklok. Akan tetapi, 87 tahun telah berlalu. Bagaimana kondisi pemuda saat ini, apakah masih menyala bara semangatnya atau malah semakin terpuruk karena menjadi korban semangat perubahan zaman.

Pemuda adalah Korban.
Perannya dalam kenegaraan, pemuda adalah generasi penerus yang diharap-harapkan bisa meneruskan kepemimpinan dengan lebih baik. Dengan semangat agen perubuhannya diharapkan pemuda bisa memberikan inovasi-inovasi yang solutif terhadap masalah kenegaraan yang semakin kompleks. Jika ditelisik lebih mendalam tentang pemikiran pemuda masa kini, mungkin masih jauh dari apa yang diharap-harapkan seperti yang telah dijelaskan diatas. Pemuda masa kini kehilangan Subjektifitasnya sebagai seorang pemuda. Entah karena sistem pendidikan dikte yang diterapkan oleh pemerintah saat ini atau memang tergerus oleh semangat perubahan zaman.

Pemuda saat ini mudah sekali ditundukkan oleh sistem yang dibuat oleh siapapun. Kebanyakan pemuda saat ini dijadikan objek yang mudah dikendalikan oleh siapapun yang bisa menjadi dominasi dalam tren yang berkembang dimasyarakat. Dan media juga ikut andil besar dalam membentuk karakter seorang pemuda. Masih banyak konten-konten yang kurang penting yang disuguhkan secara masal dan menjadi sebuah tren kebudayaan yang populer di masyarakat. Dan pemuda ikut larut didalamnya tanpa adanya sebuah pendirian yang kuat untuk menolak mentah-mentah apa yang tidak layak untuk dikonsumsi.

Kepercayaan diri yang tinggi dengan kesadaran palsu yang dialami oleh diri seorang pemuda akan menambah runyamnya permasalahan pemuda saat ini. Memang sebagian pemuda sudah merasa berada dizona yang aman dan nyaman ketika kebutuhan akan gaya hidup yang Kekinian terpenuhi. Gengsi yang menjadi tolak ukur mereka dalam bereksistensi dengan dunia luar. Tanpa memikirkan penting atau tidaknya akan kebutuhan suatu materi yg harus terpenuhi.

Pemikiran-pemikiran kritis yang seharusnya menjadi pisau bedah untuk menganalisa sebuah perkembangan zaman jarang sekali pemuda yang memilikinya. Rendahnya minat belajar terhadap ideologi akan berdampak besar terhadap minat pemuda yang menyangkut hal-hal kenegaraan. Rendahnya kontrol dari pemerintah tentang masalah kepemudaan yang berkembang akan menambah keterpurukannya kondisi pemuda saat ini. Pemuda tidak bisa disalahkan, malah, pemuda menjadi korban dari kepentingan-pentingan beberapa golongan yang memanfaatkan semangat dari diri seorang pemuda.

Perlu lahirnya Pemuda Pelopor
Dalam berbagai kesempatan memang perlu adanya seorang pemimpin yang lahir untuk menyadarkan kesadaran palsu yang dialami oleh mayoritas orang. Dengan belajar sejarah setidaknya kita tau apa yang harus kita lakukan jika kita menemukan suatu kendala atau masalah. Hadirnya pemuda pelopor yang didukung oleh beberapa kalangan sekiranya bisa menjadi titik terang tentang arah kepemudaan di negara kita. Setiap pemuda harus menemukan kesadarannya masing-masing akan perannya dalam kehidupan bernegara.

Pemuda juga harus menemukan sifat subjektifitasnya dengan lebih banyak belajar dari sebuah masalah yang dihadapinya. Setidaknya mempunyai pendirian yang kuat dengan berpikiran lebih terbuka terhadap berbagai hal. Lebih selektif terhadap segala hal yang menyangkut kepemudaan.

Mustahil memang mewujudkan jiwa pemuda yang sangat kritis, independen dan sadar akan perannya menjadi seorang pemuda. Berbeda zaman, berbeda pula semangat kepemudaan yang dibawa. Kalau sedikit menengok kebelakang tentang semangat pemuda dalam menggelar kongres sumpah pemuda, semangat yang dibawa adalah semangat persatuan untuk membentuk cita-cita bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana dengan kondisi saat ini, dengan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang seakan membius pemuda untuk ikut larut didalamnya.

Harus ada yang mengawali untuk menemukan kembali semangat pemuda. Pemerintah sedikit banyak telah menawarkan cara bagaimana cara untuk lebih memaknai hari sumpah pemuda dengan mengeluarkan pedoman pelaksanaan Hari Sumpah pemuda dengan membawa isu ‘Selamatkan Bumi’.

Pesimisme yang muncul sebenarnya juga ikut menghalang-halangi lahirnya pemuda pelopor. Pemuda masih dibingungkan dengan berbagai macam situai dan kondisi negara yang semakin semrawut. Oleh karena itu perlulah adanya upaya bersama dalam menentukan arah kepemudaan di Indonesia.

Seharusnya perlu diadakan kongres tahunan pemuda yang mempunyai agenda-agenda khusus kepemudaan dan menggelar diskusi akbar dengan peserta dari pemuda diberbagai daerah. Diskusi tersebut membicarakan tentang solusi-solusiyang dutawarkan pemuda untuk Indonesia atau sekedar aksi-aksi solidaritas untuk membantu setiap kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan berbagai masalah kenegaraan yang kompleks.

Pemerintah harus mendukung sepenuhnya tentang gagasan-gagasan yang dihasilkan oleh pemuda. Pemuda harus memiliki wadah yang independen didalam bagian dari negara. Dengan begitu masalah kepemudaan didaerah bisa langsung terangakat ke pusat dan meminimalisir konflik atau masalah tersebut tumbuh lagi. Pemerintah hanya mengawasi dan memberi fasilitas dan kelonggaran berfikir pemuda-pemudanya.

Dan semoga gagasan-gagasan yang keluar dari pemuda di seluruh Indonesia bisa menjadi gagasan yang solutif dan Sumpah yang terucap 87 tahun silam tidak menguap di udara. Benar-benar bertanah air satu tanah air Indonesia, benar-benar berbangsa satu Bangsa Indonesia, dan benar-benar menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

"Dedikasi untukmu"

(Surabaya, 31 Oktober 2015)*Atas nama; “Gerilyawan Nasional.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar