Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel di BBC,
bukan tentang berita, tetapi tentang pengembangan diri.
Biasanya saya mendapatkan artikel tentang psikologi, kali
ini saya menemukan yang menarik untuk dibahas, dan berkaitan dengan peristiwa
yang baru saja atau sedang saya alami.
Artikel tersebut tentang ‘Waktu yang tepat untuk
merencanakan sesuatu’, dari beberapa ilmuan dikatakan bahwa seseorang
memperlukan momentum untuk merencanaka suatu tujuan.
Ada beberapa orang yang merencanakan sesuatunya setiap hari
senin, atau setiap pergantian tahun, ada juga yang merencanakannya setiap
pertambahan tahun usianya.
Menurut Hengchen Dai seorang asisten profesor di UCLA
mengatakan bahwa merencanakan sesuatu bisa kapan saja, tergantung momentum yang
sedang didapatkan, dan tidak perlu menunggu periode yang tepat.
Saya jadi teringat tentang sebuah pembicaraan bahwa
seseorang akan bertambah semangat ketika dia baru saja melakukan kesalahan.
Tergantung pribadinya juga sih apakah orang tersebut bisa belajar
dari kesalahannya.
Bahkan yang lebih ekstrim, terdapat aliran yang mengatakan
bahwa jika seseorang ingin khusuk ibadahnya atau mendekatkan diri ke Tuhan, dia
harus berbuat dosa terlebih dahulu.
Dengan berbuat dosa dan merasa menyesal membuat sesorang
bisa bersungguh-sungguh dalam berdoa.
Oke, kembali ke topik.
Perencanaan hidup memang menjadi hal penting, terutama dalam
hidup saya.
Saya suka merencanakan sesuatu, menyusun rencana jangka
panjang dan mulai menjalaninya.
Saya suka terinspirasi oleh film-film action dimana sang
aktor memerenkan karakter yang fast thingking, tau apa yang harus dilakukan
dalam waktu yang tidak lama, improvisasi yang tepat merunut saya.
Atau mungkin itu memang film yang jauh-jauh sudah direncanakan
oleh penulis film tersebut.
Membicarakan masalah rencana ya, pagi ini saya merencanakan
untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, ada fasilitas wifi gratis, ruangan
ber-ac dan kembali dengan tugas-tugas saya.
Ketika rencana yang saya buat sudah rapi dan sudah mulai
saya kerjakan, ada teman saya yang mengajak keluar.
Bukan untuk jalan, tapi untuk pergi ke perpustakaan di
kampus lain yang banyak meyimpan koleksi koran lama.
Saya bisa saja menolaknya, toh saya juga sudah mendapatkan
banyak sumber dari sana.
Tapi saya berpikiran lain, dibalik sifat saya yang disiplin
akan rencana yang saya buat, saya juga tidak menutup kemungkinan untuk
kejutan-kejutan yang merusak rencana awal saya.
Saya percaya kalau pasti akan ada hal baru diluar sana
diluar rencana kita.
Alasan itulah kenapa seseorang harus memiliki sifat yang
easy going.
Tidak peduli dengan rusaknya rencana awal asal percaya
dengan kejutan yang akan datang.
Masih banyak hal-hal baru diluar sana yang belum kamu
ketahui, yuk buat rencana sebaik mungkin, dan rusaklah rencana tersebut dengan
kejutan-kejutan yang ada, jangan lengah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar